TUGAS KEPERAWATAN KOMUNITAS 1
Tren dan Isu Keperawatan Komunitas
Dosen Pembimbing:Thomas Aquino Erjinuare Amigo,S.Kep,.Ns.,M.Kep,Sp.Kom
DISUSUN OLEH
1. MUHAMMAD TAHIRUDDIN (11130107)
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATA
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2013
Kata Pengantar
Puji
syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis kami yang berjudul “Trend dan Isu Keperawatan Komunitas”
Terselesaikannya
karya tulis ini tidak dapat lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu,
pada kesempatan kali ini kami ingin menyampaikan terimah kasih kepada
1.
Thomas Aquino Erjinuare
Amigo,S.Kep,.Ns.,M.Kep,Sp.Kom selaku dosen pengajar mata kuliah Keperawatan Komunitas 1 program studi
S1 ilmu keperawatan Universitas Respati Yogyakarta
2.
Teman-teman seperjuangan Progam Studi yang tidak dapat kami sebutkan satu
persatu S1 ilmu keperawatan Universitas Respati Yogyakarta
Dalam
menyelesaikan makalah ini kami telah berusaha untuk mencapai hasil yang
maksimum, tetapi dengan keterbatasan wawasan pengetahuan, pengalaman dan
kemampuan yang kami miliki, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran demi pernaikan
dan sempurnanya makalah ini sehingga dapat bermanfaat bagi para pembaca
Yogyakarta,januari 2013
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Masalah kesehatan adalah
suatu masalah yang sangat kompleks, yaitu saling berkaitan dengan
masalah-masalah lain diluar kesehatan sendiri. Demikian pula pemecahan masalah
kesehatan, tidak hanya dilihat dari segi kesehatannya sendiri, tapi harus
dilihat dari segi – segi yang ada pengaruhnya terhadap masalah “sehat sakit”
atau kesehatan tersebut. Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan
kualitas SDM yang dilakukan secara berkelanjutan.
Berdasarkan
visi pembangunan nasional melalui pembangunan kesehatan yang ingin dicapai
untuk mewujudkan Indonesia sehat 2025. Gambaran masyarakat Indonesia di masa
depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat
bangsa. Negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam longkungan dan dengan
prilaku hidup sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan
yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang
tinggi.
Pelayanan
keperawatan berupa bantuan yang diberikan karena adanya kelemahan fisik dan
mental, keterbatasan pengetahuan serta kurangnya kemauan, sehingga dengan
bantuan yang diberikan tersebut diperoleh kemampuan m elaksanakan kegiatan
hidup sehari-hari secara mandiri.
Keperawatan
sebagai profesi dituntut untuk mengembangkan keilmuannya sebagai wujud
kepeduliannya dalam meningkatkan kesejahteraan umat manusia baik dalam
tingkatan preklinik maupun klinik. Untuk dapat mengembangkan keilmuannya maka
keperawatan dituntut untuk peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi
dilingkungannya setiap saat
Keperawatan
komunitas sebagai cabang ilmu keperawatan juga tidak terlepas dari adanya
berbagai perubahan tersebut, seperti teknologi alat kesehatan, variasi jenis
penyakit dan teknik intervensi keperawatan. Adanya ber bagai perubahan yang
terjadi akan menimbulkan berbagai trend dan isu yang menuntut peningkatan
pelayanan asuhan keperawatan. Berdasarkan fenomena diatas, penulis tertarik
untuk membahas Trend dan Isu Keperawatan Komunitas serta Implikasinya terhadap
Perawat di Indonesia
- Tujuan
- Tujuan umum
Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui Trend dan Isu Keperawatan Komunitas
terkini.
- Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu:
1.
Mengetahui Trend Keperawatan Komunitas
2.
Mengetahui Isu Keperawatan Komunitas
BAB II
PEMBAHASAN
1. Trend
Keperawatan Komunitas
1. Pengertian
Konsep dasar tentang tren
(trend) adalah hal yang sangat mendasar dalam berbagai pendekatan analisa
berbasis teknikal. Semua aspek yang ada bertujuan sama yaitu untuk membantu
mengukur tren suatu hal atau topik, dalam rangka berpartisipasi dalam tren
tersebut. Anda mungkin sering mendengar istilah populer seperti “always trade
in the direction of the trend”, “never buck the trend”, atau “the trend is your
friend”. Tulisan singkat ini mencoba
mengupas dan mendefinisikan apa yang dimaksud dengan tren dan
mengklasifikasikannya dalam beberapa kategori.
Secara umum, tren adalah ke
arah mana sesuatu bergerak. Tapi kita membutuhkan definisi yang lebih akurat
untuk dapat memanfaatkannya dalam analisa teknikal. Pertama yang harus diingat
adalah bahwa gerakan kepopuleran atau sesuatu yang aktual tidak berbentuk garis
lurus ke satu arah. Melainkan bergerak dalam bentuk serangkaian zigzag. Gerakan Zigzag ini membentuk rangkaian
gelombang yang berurutan, dengan puncak (peak/top) dan “tembusan” (through)
yang cukup jelas. Arah peak dan through ini yang menentukan tren. Peak dan through ini bergerak naik, turun, atau
menyamping (sideways). Arah gerakan inilah yang memberitahukan kita tentang
sebuah tren. Sebuah tren menaik (uptrend) didefinisikan sebagai serangkaian
urutan peak dan through yang menaik. Tren menurun (downtrend) adalah kebalikannya,
yaitu serangkaian peak dan through yang semakin menurun. Adapun serangkaian peak
dan through yang cenderung menyamping disebut sebagai sideways/ranging. Namun
tren yang dimaksud disini adalah tren yang bergerak naik yang ditandai dengan
peak dan trough.
Jadi, Tren keperawatan
komunitas adalah sesuatu yang sedang booming, actual, dan sedang hangat
diperbincangkan dalam ruang lingkup keperawatan komunitas.
2.Kasus
Dalam rangka memantapkan
sistem Siaga, Dinas Kesehatan Kota Cimahi menyelenggarakan Pelatihan
Pengorganisasian Desa Siaga pada tanggal 23 – 25 April 2008 di Aula Puskesmas
Cimahi Tengah.
Hadir membuka acara dr. Hj.
Endang Kesuma Wardani, Kepala Dinas Kesehatan Kota Cimahi. Dalam sambutannya
dr. Endang mengatakan bahwa sistem Siaga merupakan pengembangan dari Gerakan
Sayang Ibu (GSI). Dengan mengedepankan partisipasi masyarakat, bukan hanya
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) saja yang terus ditekan
dalam sistem Siaga, tetapi bagaimana Usia Harapan Hidup (UHH) masyarakat pun
dapat meningkat. Melalui pelatihan yang difasilitasi oleh Health Services
Program (SHP) ini, diharapkan Kota Cimahi dapat memenuhi target pembentukan
sistem Siaga di seluruh tingkatan Rukun Warga.
Pada tahun 2006 dan 2007,
terdapat masing-masing 10 kasus kematian ibu bersalin di Kota Cimahi. Sejak
awal tahun 2008 hingga hari pelaksanaan pelatihan ini, tercatat 1 kasus
kematian ibu bersalin di Kecamatan Cimahi Selatan. Hal ini terungkap
saat paparan Kebijakan Desa Siaga
Provinsi Jawa Barat oleh drg. Pratiwi, M.Kes., Kepala Bidang Pelayanan
Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Kota Cimahi.
Diundang sebagai peserta
pelatihan adalah perwakilan PKK Kota Cimahi, BPMKB Kota Cimahi, Kesra Kota
Cimahi, 3 Kecamatan di Kota Cimahi, 15 Ketua LPM tingkat kelurahan di Kota
Cimahi, tenaga kesehatan Puskesmas di Kota Cimahi, dan Ketua Yayasan Eureka
Indonesia (YEI) sebagai LSM kesehatan yang berkedudukan di Kota Cimahi.
Setelah paparan Kebijakan
Desa Siaga Provinsi Jawa Barat, Materi pelatihan Desa Siaga disampaikan secara
lengkap meliputi: Konsep, Komponen, dan Pesan Desa Siaga; Pemberdayaan
Masyarakat dalam Sistem Desa Siaga; Pengorganisasian Masyarakat; Survey Mawas
Diri (SMD); Musyawarah Masyarakat Desa (MMD); Format Alat Bantu dan Mekanisme
Desa Siaga; Peran dan Fungsi Fasilitator Desa Siaga; Pendampingan dan Pelaporan
Desa Siaga.
Di akhir pelatihan,
disepakati pula Rencana Tindak Lanjut pengorganisasian RW Siaga. Peserta
pelatihan berbagi tugas sebagai fasilitator untuk menggarap pengorganisasian 1
(satu) RW menjadi RW Siaga di masing-masing kelurahan tempat domisili atau
wilayah kerjanya.
Selain mendapatkan tugas
bersama-sama dengan fasilitator LPM Kelurahan Leuwigajah untuk menggarap RW 17,
rencananya YEI pun akan turut membantu HSP dalam pendampingan perorganisasian
RW Siaga di 14 kelurahan lainnya. Dengan pendampingan, diharapkan 15 RW yang
dimaksud akan sukses digarap untuk kemudian direplikasi di semua RW lainnya
yang belum mengorganisasikan sistem Siaga.
3. Deskripsi Kasus
Sebuah program desa siaga
yang dikhususkan bagi para ibu melahirkan ini merupakan sebuah hasil dari
sebuah pemikiran yang sangat kontributif dalam menangani masalah – masalah yang
terjadi pada ibu melahirkan. Desa siaga ini sangat fungsional dalam mengadakan
sedikit pemulihan terhadap kondisi fisik para ibu melahirkan dimana yang pada
usianya sekarang, ibu melahirkan sudah mengalami beberapa penurunan kualitas
terhadap fungsi dari beberapa bagian anggota tubuhnya. Pemulihan anggota gerak
dan peningkatan kebugaran adalah tonggak yang mendasari adanya desa siaga ini.
4.Teori
Desa Siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan
kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan,
bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri. Sebuah Desa dikatakan
menjadi desa siaga apabila desa tersebut telah memiliki sekurang-kurangnya
sebuah Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) (Depkes, 2007).
Poskesdes adalah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang
dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan/menyediakan pelayanan kesehatan dasar
bagi masyarakat desa. UKBM yang sudah dikenal luas oleh masyarakat yaitu Pos
Pelayanan Terpadu (Posyandu), Warung Obat Desa, Pondok Persalinan Desa
(Polindes), Kelompok Pemakai Air, Arisan Jamban Keluarga dan lain-lain (Depkes,
2007).
Untuk dapat menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa, Poskesdes memiliki kegiatan:
Untuk dapat menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa, Poskesdes memiliki kegiatan:
1.
Pengamatan epidemiologi
sederhana terhadap penyakit terutama penyakit menular yang berpotensi
menimbulkan
2.
Kejadian Luar Biasa (KLB)
dan faktor resikonya termasuk status gizi serta kesehatan ibu hamil yang
beresiko.
3.
Penanggulangan penyakit,
terutama penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan KLB serta
faktor resikonya termasuk kurang gizi.
4.
Kesiapsiagaan dan
penanggulangan bencana dan kegawatdarutan kesehatan.
5.
Pelayanan medis dasar
sesuai dengan kompetensinya.
6.
Promosi kesehatan untuk
peningkatan keluarga sadar gizi, peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS), penyehatan lingkungan dan lain-lain.
Dengan demikian Poskesdes diharapkan sebagai pusat
pengembangan atau revitalisasi berbagai UKBM yang ada di masyarakat desa. Dalam
melaksanakan kegiatan tersebut, Poskesdes harus didukung oleh sumber daya
seperti tenaga kesehatan (minimal seorang bidan) dengan dibantu oleh
sekurang-kurangnya 2 orang kader. Selain itu juga harus disediakan sarana fisik
berupa bangunan, perlengkapan dan peralatan kesehatan serta sarana komunikasi
seperti telepon, ponsel atau kurir.
Untuk sarana fisik Poskesdes dapat dilaksanakan melalui berbagai cara/alternatif yaitu mengembangkan Polindes yang telah ada menjadi Poskesdes, memanfaatkan bangunan yang sudah ada misalnya Balai Warga/RW, Balai Desa dan lain-lain serta membangun baru yaitu dengan pendanaan dari Pemerintah (Pusat atau Daerah), donatur, dunia usaha, atau swadaya masyarakat.
Untuk sarana fisik Poskesdes dapat dilaksanakan melalui berbagai cara/alternatif yaitu mengembangkan Polindes yang telah ada menjadi Poskesdes, memanfaatkan bangunan yang sudah ada misalnya Balai Warga/RW, Balai Desa dan lain-lain serta membangun baru yaitu dengan pendanaan dari Pemerintah (Pusat atau Daerah), donatur, dunia usaha, atau swadaya masyarakat.
5. Kriteria Desa Siaga
Kriteria desa siaga meliputi :
1. Adanya forum masyarakat desa
2. Adanya pelayanan kesehatan dasar
3. Adanya UKBM Mandiri yang dibutuhkan masyarakat desa setempat
4. Dibina Puskesmas Poned
5. Memiliki system surveilans (faktor resiko dan penyakit) berbasis masyarakat.
6. Memiliki system kewaspadaan dan kegawatdaruratan bencana berbasis masyarakat.
7. Memiliki system pembiayaan kesehatan berbasis masyarakat.
8. Memiliki lingkungan yang sehat.
9. Masyarakatnya ber perilaku hidup bersih dan sehat.
Kriteria desa siaga meliputi :
1. Adanya forum masyarakat desa
2. Adanya pelayanan kesehatan dasar
3. Adanya UKBM Mandiri yang dibutuhkan masyarakat desa setempat
4. Dibina Puskesmas Poned
5. Memiliki system surveilans (faktor resiko dan penyakit) berbasis masyarakat.
6. Memiliki system kewaspadaan dan kegawatdaruratan bencana berbasis masyarakat.
7. Memiliki system pembiayaan kesehatan berbasis masyarakat.
8. Memiliki lingkungan yang sehat.
9. Masyarakatnya ber perilaku hidup bersih dan sehat.
Tahapan desa siaga :
- Bina yaitu desa yang baru memiliki forum masyarakat desa, pelayanan kesehatan dasar, serta ada UKBM Mandiri.
- Tumbuh yaitu desa yang sudah lebih lengkap dengan criteria pada tahapan bina ditambah dengan dibina oeh puskesmas Poned, serta telah memiliki system surveilans yang berbasis masyarakat.
- Kembang yaitu desa dengan criteria tumbuh dan memiliki system kewaspadaan dan kegawatdaruratan bencana serta system pembiayaan kesehatan berbasis masyarakat yang telah berjalan.
- Paripurna yaitu desa yang telah memiliki seluruh criteria desa siaga.
5. Opini
Ditinjau dari kondisi fisik
pada ibu melahirkan yang mengalami banyak sekali penurunan kualitas, program
semacam desa siaga yang kini tengah menjadi tren dalam ruang lingkup kesehatan,
merupakan sebuah hal inovatif dan mampu bersifat progresif terhadap kondisi
fisik para ibu melahirkan untuk menuju titik dimana keadaan kesehatan akan
membaik dan dapat sedikit dikendalikan. Setidaknya banyak sekali hal yang bisa
dikembangkan dari program ini seperti kolaborasi antara kegiatan fisik dan
pemenuhan nutrisi yang diaplikasikan dalam pengaturan pola dan porsi makan.
2.Isu Keperawatan Komunitas
1. Pengertian
Isu adalah suatu peristiwa atau
kejadian yang dapat diperkirakan terjadi atau tidak terjadi di masa mendatang,
yang menyangkut ekonomi, moneter, sosial, politik, hukum, pembangunan nasional,
bencana alam, hari kiamat, kematian, ataupun tentang krisis.
Secara sederhana isu dapat
diartikan sebagai sebuah persoalan, atau isu dapat juga dikatakan sebagai
sebuah masalah, sesuatu yang sedang menjadi perhatian, yang terlintas khabar,
desas desus atau banyak lagi peristilahan lain. Isu berarti sebuah pokok
persoalan.
Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia Tahun 1997, isu adalah “masalah yang dikedepankan”.
Sedangkan Kamus Besar Bahasa Indonesia tahun 1993, isu adalah :
- Masalah yang dikedepankan untuk ditangani;
- Kabar angin yang tidak jelas asal usulnya dan tidak terjamin kebenarannya;
- Kabar, desas-desus.
Dalam praktiknya, aktual
memiliki beberapa makna antara lain: benar terjadi atau akan terjadi, sedang menjadi perhatian orang banyak dan merupakan
berita hangat. Jadi, isu
keperawatan komunitas adalah suatu masalah yang dikedepankan untuk ditangani atau desas - desus dalam ruang lingkup keperawatan komunitas.
2 Kasus
Senin, 15 Desember 2008 |
22:45 WIB
ENDE, SENIN - Sekitar 220 warga Desa
Wolotopo, di Kecamatan Ndona, Kabupaten Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur
ditemukan menderita penyakit kulit scabies atau kudis. Banyaknya kasus scabies
itu ditemukan setelah digelar pengobatan
ratis kerja sama antara Puskesmas
Rukun Lima, Ende dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Ende, Sabtu (13/12),
pekan lalu, di aula Gereja Katolik St Fransiskus Xaverius, Desa Wolotopo.
Dalam pengobatan gratis itu
tercatat warga yang memeriksakan kesehatannya sebanyak 333 orang. Umumnya
wilayah Ende banyak ditemukan kasus malaria, diare, atau demam berdarah.
"Tapi di Desa Wolotopo
ternyata banyak warga yang menderita scabies," kata Kepala Puskesmas Rukun
Lima, Ende Heny Ratnawati, Senin (15/12), di Ende.
Kepala Bidang Pengendalian
Masalah Kesehatan (PMK) Dinas Kesehatan Kabupaten Ende Ellya Dewi ketika
dikonfirmasi menjelaskan, kawasan Wolotopo memang banyak ditemukan kasus
scabies. Relevansi munculnya kasus penyakit kulit dan diare biasanya terkait
dengan ketersediaan air. Wilayah Wolotopo merupakan daerah yang sulit bagi
warga setempat untuk mengakses air bersih, kata Dewi.
3 Deskripsi Kasus
Banyaknya kasus scabies itu
ditemukan setelah digelar pengobatan gratis kerja sama antara Puskesmas Rukun
Lima, Ende dengan
Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang
Ende, Sabtu (13/12), pekan lalu, di aula Gereja Katolik St Fransiskus Xaverius,
Desa Wolotopo.
Dalam pengobatan gratis itu
tercatat warga yang memeriksakan kesehatannya sebanyak 333 orang. Umumnya
wilayah Ende banyak ditemukan kasus malaria, diare, atau demam berdarah.
4 Teori
Kudis atau Scabies
adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau (mite) Sarcoptes
scabiei yang dicirikan dengan adanya keropeng, kebotakan, dan kegatalan pada kulit
Sarcoptes scabiei adalah tungau dengan ciri-ciri
berbentuk hampir bulat dengan 8 kaki pendek, pipih, berukuran (300–600 μ) x (250-400 μ) pada betina, dan (200- 240 μ) x
(150-200 μ) pada jantan, biasanya hidup di lapisan epidermis.
Permukaan dorsal dari tungau ini ditutupi oleh lipatan dan lekukan terutama
bentuk garis melintang sehingga menghasilkan sejumlah skala segitiga kecil.
Selain itu, pada betina terdapat bulu cambuk pada pasangan kaki ke-3 dan ke-4
sedangkan pada jantan, bulu
cambuk hanya terdapat pada pasangan kaki ke-3
5 Opini
Sabies adalah penyakit kulit
yang disebabkan oleh tungau. Tungau tersebut akan bereaksi pada mala hari,
sehingga yang terkena penyakit scabies mengalami susah tidur dan akan selalu
terasa gatal. Di siang hari tungau akan istirahat. Penularan tungau biasanya
melalui baju, handuk, dll.
BAB III PEMBAHASAN
A.Pengertian
Pembangunan
Kesehatan Adalah suatu sistem pelayanan kesehatan yangpentingdalam meningkatkan
derajat kesehatan. Kebijakan sistem pelayanan kesehatantergantung dari berbagai
komponen yang masuk dalam pelayanan kesehatan diantara perawat dokter atau
tim kesehatan lain yang satu dengan yang lain saling menunjang.
B.Tujuan
Tujuan
pembangunan kesehatan meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan hidup sehat
bagi setiap orang.
C.Keperawatan
Kesehatan Masyarakat
Adalah perpaduan
antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta
aktif masyarakat, mengutamakan pelayanan promotif dan preventif
secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan
rehabilitatif secaramenyuluh dan terpadu, ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakatuntuk ikut meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara
optimal, sehingga mandiridalam upaya kesehatannya masyarakat, terpadu,
individu, keluarga.
D.Tingkat
Pelayanan Kesehatan
1.Health promotion ( promosi kesehatan
)Tingkat pelayanan kesehatan ini merupakan tingkat pertama dalam memberikan pelayanan
melalui peningkatan kesehatan. Pelaksanaan ini bertujuan
untuk meningkatkan status kesehatan agar masyarakat atau sasarannya tidak
terjadigangguan kesehatan. Tingkat pelayanan ini dapat meliputi, kebersihan
perseorangan, perbaikan sanitasi lingkungan, pemeriksaan kesehatan
berkala, penigkatan status gizi,kebiasaan hidup sehat, layanan prenatal,
layanan lansia, dan semua kegiatan yang berhubungan dengan peningkatan
status kesehatan.
2.Specific protection ( perlindungan
khusus )Perlindungan khusus ini dilakukan dalam melindungi masyarakat dari
bahaya yangakan menyebabkan penurunan status kesehatan, atau bentuk
perlindungan terhadap penyakit-penyakit tertentu, ancaman kesehatan, yang
termasuk dalam tingkat pelayanan kesehatan ini adalah pemberian imunisasi
yang digunakan untuk perlindungan pada penyakit tertentu seperti
imunisasi BCG, DPT, Hepatitis, campak dan lain-lain. Pelayanan
perlindungan keselamatan kerja dimana pelayanan kesehatanyang diberikan pada
seseorang yang bekerja di tempat risiko kecelakaan tinggiseperti kerja di
bagian produksi bahan kimia, bentuk perlindungan khusus berupa pelayanan
pemakaian alat pelindung diri dan lain sebagainya.
3.Early diagnosis and prompt treatment
( diagnosis dini dan pengobatansegera )Tingkat pelayanan kesehatan ini sudah
masuk ke dalam tingkat dimulainya atautimbulnya gejala dari suatu penyakit.
Tingkat pelayanan ini dilaksanakan dalammencegah meluasnya penyakit yang lebih
lanjut serta dampak dari timbulnya penyakit sehingga tidak terjadi
penyebaran. Bentuk tingkat pelayanan kesehatan inidapat berupa kegiatan dalam
rangka survei pencarian kasus baik secara individumaupun masyarakat, survei
penyaringan kasus serta pencegahan terhadap meluasnyakasus.
4.Disability limitation ( pembatasan
cacat )Pembatasan kecacatan ini dilakukan untuk mencegah agar pasien atau
masyarakattidak mengalami dampak kecacatan akibat penyakit yang ditimbulkan.
Tingkat inidilaksanakan pada kasus atau penyakit yang memiliki potensi
kecacatan. Bentuk kegiatan yang dapat dilakukan dapat berupa perawatan
untuk menghentikan penyakit, mencegah komplikasi lebih lanjut, pemberian
segala fasilitas untuk mengatasi kecacatan dan mencegah kematian.
5.Rehabilitation ( rehabilitasi
)Tingkat pelayanan ini dilaksanakan setelah pasien didiagnosis sembuh. Sering
padatahap ini dijumpai pada fase pemulihan terhadap kecacatan sebagaimana
programlatihan-latihan yang diberikan pada pasien, kemudian memberikan
fasilitas agar pasien memiliki keyakinan kembali atau gairah hidup
kembali ke masyarakat danmasyarakat mau menerima dengan senang hati karena
kesadaran yang dimilikinya.
E.Lembaga
Pelayanan Kesehatan
- Rawat Jalan Lembaga pelayanan kesehatan ini bertujuan memberikan pelayanan kesehatan padatingkat pelaksanaan diagnosis dan pengobatan pada penyakit yang akut ataumendadak dan kronis yang dimungkinkan tidak terjadi rawat inap. Lembaga ini dapatdilaksanakan pada klinik-klinik kesehatan, seperti klinik dokter spesialis, klinik perawatan spesialis dan lain-lain.
- Institusi Institusi merupakan lembaga pelayanan kesehatan yang fasilitasnya cukup dalammemberikan berbagai tingkat pelayanan kesehatan, seperti rumah sakit, pusatrehabilitasi dan lain-lain.
- Hospice Lembaga ini bertujuan memberikan pelayanan kesehatan yang difokuskan pada klienyang sakit terminal agar lebih tenang dan dapat melewati masa-masa terminalnyadengan tenang. Lembaga ini biasanya digunakan dalam home care.
- Community Based AgencyMerupakan bagian dari lembaga pelayanan kesehatan yang dilakukan pada klien pada keluarganya sebagaimana pelaksanaan perawatan keluarga seperti praktek perawat keluarga dan lain-lain.
F.Lingkup Sistem
Pelayanan Kesehatan
- Primary health care ( pelayanan kesehatan tingkat pertama )Pelayanan kesehatan ini dibutuhkan atau dilaksanakan pada masyarakat yangmemiliki masalah kesehatan yang ringan atau masyarakat sehat tetapi inginmendapatkan peningkatan kesehatan agar menjadi optimal dan sejahtera sehinggasifat pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan dasar. Pelayanan kesehatan inidapat dilaksanakan oleh puskesmas atau balai kesehatan masyarakat dan lain – lain.
- Secondary health care ( pelayanan kesehatan tingkat kedua )Bentuk pelayanan kesehatan ini diperlukan bagi masyarakat atau klien yangmembutuhkan perawatan di rumah sakit atau rawat inap dan tidak dilaksanakan di pelayanan kesehatan utama. Pelayanan kesehatan ini dilaksanakan di rumah sakityang tersedia tenaga spesialis atau sejenisnya.
- Tertiary health services ( pelayanan kesehatan tingkat ketiga )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar